Puisi: Sekaligus Terjatuh
Sabtu, 08 Agustus 2020
Yang berkemilauan jingga
Meski hanya cukup dipandang mata
Tanpa perlu 'ku suguhkan rasa
Tawaku terdengar di telinga senja
Getir tanpa secuil rasa
Aku mengutuk warna jingga
Yang dengan sengaja memamerkan kemesraannya dengan senja
Elok di mata
Retak hati kupunya
Pada lautan dalam
Aku tuangkan seluruh isian hati
Yang terbengkalai tanpa pada yang merasa sudi
Isi hati yang enggan dimiliki
Isi hati yang meletup-letup oleh pikiran sendiri
Pada angin siang
Kuhantarkan segelintir kepenatan
Berharap sedikit dibawa pergi meski tanpa tujuan
Sehembus beban,
Yang terlampau lelah ditawarkan untuk dibawa ke mana sudinya diangkatkan
Pada pasangan manik mata
Kutitip cuplikan film penuh skenario menyayat
Yang menanam benih benci
Pada bulir bening yang berjalan santai di pipi
Tanpa permisi
Ia yang membuatku terbang sekaligus terjatuh
Tertawa puas dibalik hiruk-pikuk hati yang rapuh
Menari dijejak-jejak luka yang sakit kala disentuh
Berpesta disaat aku terjerambab oleh kisah-kisah pilu yang tak kunjung melepuh
Penulis : Erka Ray
Retak hati kupunya
Pada lautan dalam
Aku tuangkan seluruh isian hati
Yang terbengkalai tanpa pada yang merasa sudi
Isi hati yang enggan dimiliki
Isi hati yang meletup-letup oleh pikiran sendiri
Pada angin siang
Kuhantarkan segelintir kepenatan
Berharap sedikit dibawa pergi meski tanpa tujuan
Sehembus beban,
Yang terlampau lelah ditawarkan untuk dibawa ke mana sudinya diangkatkan
Pada pasangan manik mata
Kutitip cuplikan film penuh skenario menyayat
Yang menanam benih benci
Pada bulir bening yang berjalan santai di pipi
Tanpa permisi
Ia yang membuatku terbang sekaligus terjatuh
Tertawa puas dibalik hiruk-pikuk hati yang rapuh
Menari dijejak-jejak luka yang sakit kala disentuh
Berpesta disaat aku terjerambab oleh kisah-kisah pilu yang tak kunjung melepuh
Penulis : Erka Ray