Aku Kan Masih Sekolah | Nikah Paksa (Part 1)


"Ah, yang benar saja, Pa. Aku ini kan masih sekolah," protes Aryan pada Hendra ayahnya.

"Papa sudah mempersiapkan segalanya." Lelaki paruh baya itu tak menggubris perkataan putra semata wayangnya. Ia tetap bersikukuh dengan rencana yang telah disusun beberapa hari yang lalu.

Meski Aryan telah berusaha semaksimal mungkin untuk menolak, tetapi hasilnya tetap nihil. Ayahnya tidak mau mendengarkan alasan apapun. Dan Aryan harus menerima semua keputusan dengan lapang dada.

Aryan mengacak-acak rambutnya dan mendengus kesal. Ia sungguh tak mengerti dengan jalan pikiran ayahnya.

"Ma, bantuin Aryan dong ...."

"Papamu itu sudah terlanjur janji. Sebaiknya kamu terima aja. Anggaplah itu sebagai tanda baktimu pada orang tua."

Perkataan Mama begitu meyakinkan, membuat Aryan menghela nafas panjang. Menundukkan kepala, mencoba menerima semua keputusan ini dengan ikhlas. Namun, masalah hati tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses untuk menggapainya. Karena sesuatu yang dipaksakan itu terasa sangat berat.

***

Di tempat lain.

Tampak seorang cewek cantik sedang duduk termenung sendirian. Menatap jauh ke depan, menerawang dengan imajinasi pada masa yang akan datang. Apa yang akan terjadi padanya nanti??

Gadis itu tersentak kaget, saat ada seseorang yang menepuk pundaknya. Mengelus dadanya sambil menghela nafas berulang-ulang. Menetralkan aliran nafas yang tadi sempat tersumbat sejenak.

"Bik Ijah ngagetin aja."

"Ma'af, Neng. Dari tadi Bibik liat ngelamun terus. Mbok ya jangan terlalu dipikirin gitu lho. Terima aja dengan hati tulus ikhlas. Insyaallah, semuanya akan baik-baik saja."

"Tapi, Bik. Aku ini masih sekolah."

"Pak Hendra itu orangnya baik. Putranya juga pasti baik."

Gadis berambut panjang itu memeluk perut pengasuhnya itu penuh kasih. Semenjak kepergian orang tuanya menghadap Ilahi, Bik Ijah dan suaminyalah yang menjadi sosok orang tua bagi gadis cantik bernama Caca itu.

***

Harinya tiba. Sebuah acara pernikahan yang sederhana tengah dilangsungkan. Tak banyak yang diundang. Hanya para kerabat dekat saja yang hadir.

Tampak dua insan yang kini telah sah menjadi pasangan suami istri saling memalingkan wajah. Aryan Bagaskara dan Cantika Darwis. Kedua bocah itu merasa sama-sama terpaksa menjalani semua ini. Maklum, status mereka yang masih pelajar SMA, membuat keduanya belum berpikiran dewasa. Dan masih ingin bermain bercanda ria dengan teman-temannya.

'Malang bener nasib gue. Dijodohin secara paksa kayak gini. Kira-kira, apa reaksi temen-temen gue nanti? Cowok populer dan terganteng di sekolah, menikahi seorang Cantika, cewek galak seantero negeri. Reputasi gue bisa turun drastis, nih.' Batin Aryan.

'Kenapa sih, nasib gue mesti kayak gini. Dinikahi sama cowok nyebelin dan sombong seperti dia.' Batin Caca.

"Di sekolah, nggak boleh ada yang tau soal ini," ucap Caca menoleh ke arah Aryan. Sejenak, mereka berdua terdiam dan saling menatap.

"Deal??" imbuh Caca sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Deal," tegas Aryan membalas uluran tangan Caca. Mereka saling berjabat tangan tanda sepakat.


Penulis : Alhania Sucipto

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel