Seulas Senyum Yang Ternoda


Dia datang
Dia pergi
Dia datang 
Dia menghilang

Sebuah senyuman mengundang seribu pertanyaan. Senyum kebahagian atau senyum dengan guratan kesedihan. Entahlah. Senyum itu terasa dipaksakan. Meski mengembang, dengan penuh berjuta rahasia. Disembunyikan.

Alangkah munafik atau menggelitik. Aku tidak tau! Berbagai pertanyaan tanpa jawaban. Sedikit membuyar dalam benakku menjadi sebuah lamunan. Ah! Sudahlah. Ego yang tidak penting.

Mencari makna hidup, atau mencari arti hidup.
Sebuah pengetahuan yang luas. Penuh penjabaran dan penuh makna. Entahlah. Aku tidak mengerti.

Ini sebuah senyuman mereka. Sedikit ternoda dengan pemikiran-pemikiran imajinasi yang liar.
Fana ... fana ... fana.
Dunia nyata atau dunia maya yang mana pilihanmu?

Sedikit petuah dalam barisan dan goresan 7 kehidupan.
Mau sembayang
Meditasi
Kenduri
Atau kidung-kidung dalam Tripitaka.
Tujuh makna kehidupan. 7 kehidupan.

Surgawi
Duniawi
Akhirati

Daun pun yang hijau akan menguning
Air di lautan akan kering
Lumbung-lumbung padi akan habis
Kelaparan melanda. Kemajuan teknologi seakan tidak berguna lagi.

Deretan tangan meminta-minta. Kelaparan melanda. Suara tangisan pilu meratap. Oh Tuhan.

Kerajan-kerajan Sunda Kelapa bangkit dari tidurnya. Tanpa diagnosa atau diprediksi.
Bumi ... bumi .... Segudang pertanyaan untuk Ibu pertiwi.

Seulas senyum yang ternoda. Penuh ribuhan makna. Di balik duka wabah Corona.
"Sabar ... sabar ..." Jawabku dalam hati.


Penulis : Romi Abdinegara

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel