Emoticon Cinta | Polisi Yang Menyamar (Part 4)


Sudah dua hari tidak ada pesan balasan dari Bang Riki. Kami memang baru kenal, tapi ... perasaan ini seperti sangat dekat. Ah! Entahlah ... semua terjadi begitu saja. Ada perasaan sedih dan sedikit kecewa, padahal kami tidak memiliki hubungan apa-apa. Aku hanya merasa ditinggalkan setelah tumbuh rasa sayang.

***

"Cel ... coba kamu buka akun instagram Bang Alex, ada kejutan buat kamu, cie ... cie ...," goda Rani seraya merebahkan dirinya di atas kasurku.

"Malas!"

"Dia nembak kamu, tuh! Pembalap muda, tampan, kakak kelas idola, masa iya enggak diterima," rutuk Rani, kemudian mendekatiku yang sedang santai memandang ke luar jendela. Melihat burung merpati milik tetangga yang berkumpul menjadi satu koloni.

Indah.

"Silakan ... buat kamu aja, Ran!" rutukku, tapi sesaat kemudian, rasa penasaran mulai menghampiri. Kubuka instagram, terlihat Kak Alex menandaiku dalam postingannya. Lumayan ganteng, tapi ... aku tidak suka! Lagipula, pacaran haram.

Melihat kedua telapak tanganku yang lecet, ada kenangan indah di sana. Karena, saat itulah aku mulai merasakan sesuatu, seperti ... cinta. Sesaat, terlintas senyuman Bang Riki, yang begitu membius siapa saja yang melihat. Apakah, yang kurasakan saat ini adalah cinta pada pandangan pertama, atau hanyalah cinta monyet?

"Cel, aku pamit pulang ya ... semoga segera bertemu dengan Babang Rikinya," goda Rani, membuatku melemparkan buku kearahnya.

"Sttts! Berisik, bahaya kalau kedengaran Papa dan Mama!" rutukku pada Rani yang tertawa terbahak-bahak.

"Om ... Tante ...!" teriaknya dari balik pintu kamarku. Awas saja, kalau sampai Papa dan Mama tahu, kalau anaknya sedang jatuh cinta!

"Rani, pulang ... assalamu'alaikum," ucapnya lagi sedikit nyaring, mungkin agar aku mendengar dan percaya padanya. Dia sahabat terbaik, juga tetangga terbaik yang mengerti perasaan ini.

***

Kebiasaan saat kedatangan tamu bulanan, aku hanya berdiam diri di kamar, enggan makan dan melakukan hal yang lainnya. Ada perasaan sangat bersalah pada Bang Riki, bocah sepertiku sepertinya terlalu lancang untuk ikut campur urusan pekerjaannya.

Kembali kubuka foto-fotonya di instagram. Semakin kebawah, membuatku semakin penasaran. Terutama pada satu foto. Dia berfoto berdua dengan Kak Clara, kakakku yang sekarang berdinas di kota sebelah. Seorang polwan yang banyak di idolakan kaum Adam karena kecantikannya.

Semakin penasaran, kucoba membuka kolom komentar. Parah! Bang Riki hanya berbalas komentar dengan Kak Clara dan mengabaikan komentar lainnya. Kenapa, rasanya ... ada yang sakit di dalam sana! Bukankah, mereka pasangan serasi. Kak Clara cantik, Bang Riki ganteng. Lagian, kenapa harus cemburu? Bukankah, kami tidak memiliki hubungan apa-apa.

Tidak ingin terjatuh lebih dalam dengan perasaan yang salah, segera keluar dari beranda instagram Bang Riki. Namun, tiba-tiba, kudapati satu pesan masuk dari Andrews41 atau Bang Riki.

(Assalamu'alaikum, cantik. Maaf baru membalas, ada pekerjaan yang lumayan,) pesan Bang Riki disertai emoticon tersenyum.

Dibalas enggak, ya? Masa iya, rebutan Bang Riki sama Kakak sendiri 'kan, enggak lucu!

Sesaat kemudian, banyak sekali pemberitahuan, kalau Bang Riki memberikan emoticon cinta pada setiap postingan fotoku. Senang, tapi ....

(Jangan lupa jaga kesehatan, adik cantik,) sambungnya lagi dalam pesan yang bertabur emoticon mawar. Nah, benar 'kan, aku jadi ....

***


Penulis : Keyza

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel